Tak heran kenapa film yang akan saya bahas berikut ini selalu mendapat tempat di daftar film terbaik tahun 2014 di situs-situs review film ataupun media lainnya. Film yang betul-betul bagus menurut saya. Sangat banyak penghargaan yang diraih oleh film ini salah satu yang bergengsi adalah dari festival film cannes. Namun sangat disayangkan film ini gagal masuk nominasi oscar untuk kategori film berbahasa asing terbaik mewakili Canada.

Film ini sendiri menceritakan tentang hubungan orang tua dan anak. Diane adalah seorang ibu single parent yang berusaha membesarkan anak remajanya yang bernama Steve. Steve menderita gangguan mental dan emosi yang membuatnya susah diatur dan hiperaktif. Diane berusaha keras untuk merawat Steve dengan caranya sendiri padahal dalam peraturan di Canada menjelaskan bahwa anak dengan gangguan yang seperti dialami Steve boleh dirawat di rumah sakit umum tanpa harus dibebankan ke orang tuanya dan juga tanpa melalui proses hukum. 

Tak hanya dua tokoh diatas film ini juga mempunyai satu lagi tokoh penting yang bernama Kyla seorang guru sekolah yang sedang dalam masa cuti. Dia adalah tetangga yang rumahnya berada diseberang rumah Diane. Karena satu hal tertentu dia akhirnya bersahabat dengan Diane dan Steve. Kyla juga jadi guru bagi Steve disaat Diane sedang pergi. Satu hal yang unik dari Kyla adalah dia mengalami gangguan komunikasi (gagap) sehingga membuat dia sering lambat dalam mengeluarkan sebuah kata.

Hubungan ibu dan anak yang tidak biasa merupakan keunikan dari film ini, kenapa saya bilang tidak biasa ? karena dalam setiap perbincangan yang terjadi pasti selalu ada kata-kata kasar dari keduanya dan banyak diwarnai pertengkaran disepanjang film. Hubungan unik itupun semakin melebar menjadi tiga orang setelah Kyla mulai masuk ke kehidupan mereka. Yang membuat film ini mempunyai daya tarik berbeda dari segi emosional yang dibangun antar karakter

Diane, Steve dan Kyla
Pemilihan lagu yang pas juga salah satu faktor yang membuat film ini bagus. Ada beberapa lagu hits di dalam daftar soundtrack film ini, salah satunya Wonderwall dari band favorit saya Oasis. Dan ditutup oleh lagu Born To Die milik Lana Del Rey. Beberapa lagu lainnya juga sangat pas penempatannya dengan momen yang terjadi di dalam film ini.


Yang nonton film ini tapi ternyata heran kenapa rasio gambar seperti kotak 1:1 jangan terkejut dulu sang sutradara Xavier Dolan memang memutuskan untuk membuat film ini seperti itu bukan menggunakan rasio yang sering dipakai seperti 16:9 atau 4:3, tapi seiring cerita berjalan nanti pasti akan tau sebabnya kenapa Dolan memilih rasio 1:1 dalam film ini. Ya mungkin mirip-mirip alasannya sama film Schindler's List yang dikemas hitam putih.

Itu saja tulisan singkat dari saya yang mungkin bisa dibilang review ini hehe, selamat menonton bagi yang belum, atau sehabis membaca tulisan ini jadi pengen nyari film ini ? kalau memang begitu terima kasih sudah membaca tulisan ini.

Live Forever

0 komentar :

Post a Comment

Ada yang ditanyakan tulis saja di kolom komentar, saya akan jawab sebisanya.
Pakai aja open id atau anonymous kalau ga punya akun google.

Berikanlah komentar yang berguna bagi blog ini. Komentar anda sangat saya harapkan untuk menunjang kemajuan blog ini. terima kasih.